Dalam melakukan pelaksanaan
pekerjaan pembangunan rumah atau bangunan sipil yang sejenis, ada beberapa
pekerjaan penunjang yang sering terabaikan, sedangkan pekerjaan penunjang
tersebut sangat berpengaruh pada hasil akhir.
Seperti, pengukuran siku dari
bangunan, terkadang pengukuran hanya sampai pada pekerjaan sloof, karena
menganggap sloof sudah siku, sehingga saat memulai pekerjaan pemasangan bata,
bangunan tidak disiku ulang, padahal ada kemungkinan sloof tidak siku akibatnya
dinding menjadi tidak siku, dan diketahui kalau bangunan tersebut tidak siku
saat pekerjaan pemasangan lantai, bila hal ini terjadi biasanya agar bangunan
tersebut menjadi siku, plesteran dinding dibuat tebal mengikuti selisih ukuran.
Agar hal ini tidak terjadi
sebaiknya pengukuran siku bangunan di mulai saat pekerjaan bouwplank, kemudian
disiku kembali pada pekerjaan fondasi, juga pada pekerjaan sloof, dan terakhir
disiku kembali saat memulai pekerjaan pemasangan dinding.
Kurang penyiraman air atau
perendaman, ada beberapa pekerjaan yang sebelum dimulai sebaiknya material
disiram air atau direndam, seperti pekerjaan sloof sebelum melakukan pengecoran
sebaiknya disiram air selain untuk membersihkan kotoran yang ada pada begesting
juga agar beton dapat meresap pada fondasi, pada pekerjaan pemasangan bata
sebelum dimulai sebaiknya bata disiram, juga pada pekerjaan plesteran atau
acian, dan pada pekerjaan pemasangan keramik, sebaiknya keramik disiram air,
tujuannya agar spesi dapat meresap kedalam keramik.
Dan ada juga pekerjaan yang bila
selesai dikerjakan sebaiknya disiram atau direndam air, seperti pekerjaan bata,
plesteran, acian dan pekerjaan beton.
Pekerjaan pembesian , khususnya
pada pembangunan rumah-rumah lantai satu, sering sekali diabaikan cara-cara
pembesian sesuai dengan standar teknis yang ada seperti, pada ujung atau akhir
dari besi tidak dibengkokan atau di kni, pertemuan sudut tidak diikat dengan
bindrat, seperti contoh gambar dibawah ini :
Pada pekerjaan beton, komposisi
campuran sering kali diabaikan (terutama untuk bangunan lantai satu), bila
pengadukan beton secara manual, terutama perbandingan jumlah dari split atau
krikil sering dibawah takaran yang disyaratkan, dan juga terkadang split
menggunakan bekas dari ayakan pasir, sehingga mutu beton tidak baik.
Dan banyak pekerjaan pekerjaan
yang sering dianggap tidak begitu penting, sehingga dikerjakan tidak sesuai
dengan standar teknis yang ada padahal akan berpengaruh pada kekuatan dari
bangunan tersebut, antara lain : pertemuan kayu pada pembuatan kusen saat ini
sering menggunakan paku seharusnya menggunakan pasak, anggkur pemasangan kusen
pada dinding menggunakan paku seharusnya menggunakan besi beton diameter 8mm,
pembuatan kuda-kuda dari kayu jarang menggunakan pasak.
Pada pekerjaan pasangan dinding bata
yang berada diatas sloof sampai dengan minimal 30 cm seharusanya menggunakan
spesi dengan komposisi campuran 1:3 (pasangan trasram), yang berfungsi untuk
mencegah agar air yang berada di lantai / dibawah permukaan lantai tidak naik
kedinding, untuk mencegah dinding tidak lembab (berjamur). Pasangan trasram
saat ini jarang sekali digunakan, sehingga sering terjadi dinding rumah
berjamur atau lembab yang mengakibatkan cat mengelupas.